Selasa, 05 Juni 2018

Mengapa Daun Putri Malu Mengatup Jika Disentuh?


Hasil gambar untuk mengapa putri malu menutup ketika disentuh

Tahu kan tanaman yang termasuk semak berduri dan banyak ditemukan di pinggir jalan?  Ya !!

Putri Malu yang memiliki bahasa latin Mimosa pudica  ini memang terlihat seperti sedang malu ketika mendapat sentuhan.


Tumbuhan putri malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan (seismonasti) dan terhadap intensitas cahaya matahari atau melakukan gerakan tidur pada malam hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh putri malu tergolong dalam gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsangan) serta tergolong ke dalam gerak etionom (gerak yang disebabkan karena adanya rangsangan dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan). Gerak nasti terjadi disebabkan karena adanya rangsangan dari luar menyebabkan perubahan tekanan turgor pada sel-sel batang, cabang, dan tulang daun. Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air dalam sel tumbuhan.
Saat bagian tumbuhan putri malu disentuh, terjadi aliran air menjauhi daerah sentuhan. Adanya aliran air tersebut menyebabkan kadar air sel-sel motor di daerah sentuhan berkurang, sehingga tekanan turgornya mengecil. Juga disebabkan karena hilangnya turgor dalam sel-sel pulvinus. Pulvinus adalah organ penggerak khusus yang berada di tulang daun. Alhasil batang, cabang, dan atau tulang daun menjadi layu dan diikuti dengan mengatupnya daun putri malu. Setelah beberapa saat tertentu tekanan turgor sedikit demi sedikit akan kembali ke keadaan normalnya diikuti dengan tegaknya kembali batang, cabang, dan mekarnya seluruh daun.

Pada putri malu rangsangannya menjalar baik dari ujung ke pangkal maupun dari pangkal ke ujung. Jika sebatang korek api menyala ditaruh di bawah ujung selembar daunnya, maka bukan daun itu saja yang segera menguncup, tetapi secara bertahap dengan cepat semua daun yang lain yang setangkai dengan daun itu akan menguncup pula. Kemudian perlahan-lahan ruas utama pun bereaksi, akhirnya rangsangan itu perlahan-lahan bergerak ke seluruh bagian atas dan bawah batang dan menyebabkan keadaan terkulai yang menyeluruh.

Bagaimana Siklus Estrus pada Mencit?


Hasil gambar untuk bagaimana ciri mencit yang estrus
1) Fase proestrus
Merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat.
2)Fase Estrus
Fase berikutnya adalah fase estrus yang ditandai oleh keinginan birahi dan penerimaan pejantan oleh hewan betina. Pada fase ini folikel de graaf membesar dan menjadi matang. Tuba falopii akan menegang, epitel menjadi matang dan silia aktif serta terjadi kontraksi tuba falopii dan ujung tuba yang berfimbria merapat ke folikel de graaf. Lendir serviks dan vagina bertambah serta terjadi banyak mitosis di dalam mukosa vagina dan sel-sel baru yang menumpuk, sementara lapisan permukaan menjadi squamosa da bertanduk (berkornifikasi). Sel-sel bertanduk ini terkelupas ke dalam vagina. Oleh karena itu pada apusan vagina akan ditemukan sel epithel bertanduk dalam jumlah yang dominan.
Siklus estrus merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang  berikutnya. Setiap hewan mempunyai siklus estrus yang berbeda-beda, ada golongan hewan monoestrus (estrus sekali dalam satu tahun), golongan hewan poliestrus (estrus  beberapa kali dalam satu tahun), dan golongan hewan poliestrus bermusim (estrus hanya selama musim tertentu dalam setahun). Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Fase estrus berbeda dengan siklus estrus. Fase estrus merupakan fase dimana telur diovulasikan dari ovarium ke saluran telur. Fase ini menandakan bahwa individu betina telah masak kelamin. Fase estrus setiap spesies berbeda-beda dan dapat diamati dengan metode vaginal smear, tetapi tidak dapat diamati jika hewan betina tersebut belum masak kelamin dan sedang hamil. (Hafez, 1968).

Estrus adalah fase terpenting dalam siklus birahi, karena dalam fase ini hewan  betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam fase ini pula hewan betina mau menerima pejantan untuk kopulasi, ciri khas dari estrus adalah terjadinya kopulasi, jika hewan menolak kopulasi, meskipun tanda-tanda estrusnya sangat terlihat jelas, maka penolakan tersebut memberi pertanda bahwa hewan betina masih dalam fase estrus yang telah terlewat. Tanda lain dari fase estrus untuk tiap jenis ternak berlainan, tetapi pada umumnya mereka memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali, menghampiri  pejantan dan tidak lari jika pejantanmendekati (Partodiharjo, 1992).
Rintafiani (2014 : 2-3) menyatakan  bahwa Estrus berasal dari bahasa latin “oestrus” yang berarti “kegilaan” atau “gairah” dimana pada fase ini merupakan satu-satunya waktu dimana terjadi perubahan pada vegina yang memungkinkan terjadinya perkawinan. Pengaruh musim dan iklim juga lebih kuat terhadap siklus estrus. Estrus kadang-kadang disebut “heat” (panas) karena pada saat tersebut, suhu tubuh betina meningkat. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi pada masing-masing organisme berbeda-beda. Pada tikus, siklus estrus berlangsung selama 5 hari . Tipe siklus birahi pada mencit (Mus musculus) adalah poliestrus, dimana dalam setahun terjadi lebih dari dua kali masa birahi.Siklus hewan ini berulang secara periodik dengan selang wktu 4 – 5 hari. Siklus estrus terjadi dalam empat fase, yaitu fase proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Masing-masing fase pada siklus estrus dapat diamati dengan metode apus vagina.

3)Fase Metestrus
Berikutnya adalah fase metestrus. Fase ini merupakan fase lanjutan ketika sistem reproduksi di bawah pengaruh hormon yang diproduksi oleh corpus luteum. Progesteron menghambat sekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone) sehingga menghambat pembentukan folikel de graaf dan mencegah terjadinya estrus. Selama metestrus uterus mengadakan persiapan-persiapan untuk menerima dan memberi makan embrio. Apabila tidak terjadi fertilisasi, uterus dan saluran reproduksi akan beregresi ke keadaan yang kurang aktif yang sama sebelum proestrus, disebut diestrus.
4)Fase Diestrus
Fase terakhir dan terlama dari siklus estrus adalah fase diestrus. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Fase ini disebut juga dengan fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel sel epithel berinti dan sel leukosits

Apa penyebab ada anak yang buta tuli?


ANALISIS PEDIGREE TULI-BISU

Hasil gambar untuk logo uncp palopo
DISUSUN OLEH :
Haidar Nasir       (151 141 2125)
Chiko P. Yahya (171 141 2070)
Elli          (150 140 2017)


PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menganalisis pedigree kelainanan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Palopo, 27 Mei 2018
Peyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengetahui sifat gen atau ciri-ciri sifat spesifik dalam keluarga dapat menggunakan analisa pedigree. Sebuah silsilah (pedigree) adalah daftar sistematik (baik berupa kata-kata maupun simbol) nenek tertentu, atau bisa juga merupakan “pohon keluarga” bagi banyak individu. Biasanya perempuan atau betina disimbolkan dengan lingkaran, sedangkan laki-laki atau jantan dengan simbol kotak. Perkawinan ditunjukan dengan garis horizontal antara dua individu.
Keturunan dari sebuah  perkawinan dihubungkan dengan garis vertikal ke garis perkawinan. Arsiran atau warna berbeda yang diberikan bagi simbol-simbol dapat melambangkan berbagai fenotip setiap generasi didaftarkan pada garis terpisah yang dinomori dengan angka romawi. Analisis silsilah digunakan sebagai ganti penelitian-penelitian penangkaran (breeding studies), terutama pada manusia, sebab tak mungkin melakukan perkawinan eksperimental. Silsilah dapat membantu menentukan dasar genetik dari suatu sifat atau  penyakit tertentu.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dan kegunaan dari analisis pedigree ?
2. Apakah hasil observasi merupakan Autosom Dominan atau Autosom resesif?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu analisis pedigree
2. Untuk mengetahui kelainan pada hasil observasi adalah keturunan atau tidak.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Pedigree
Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau asal-usul. Sedangkan analysis berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi kalau diartikan secara harfiah (kata demi kata), pedigree analysis berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau asal usul. Sebuah pedigree umumnya dibuat untuk keluarga, dan menguraikan pola warisan dari gangguan genetik.
Beberapa Kegunaan Pedigree Analysis
1. Untuk mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit
Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan riwayat keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan. Salah satu contohnya adalah hemofilia. Pada awalnya, tidak diketahui bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan. Setelah para ahli melakukan analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka jelas terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
2. Untuk Mengetahui Mekanisme atau Pola Penurunan Penyakit.
Dari pola yang tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula mekanisme penurunan suatu penyakit. Contoh: hemofilia adalah penyakit yang diturunkan melalui kromosom X.
3. Untuk Memperkirakan Penetrance.
Penetrance adalah perkiraan berapa banyak penyakit tersebut akan timbul atau terjadi pada seseorang dengan kondisi gen tertentu.
4. Untuk Memperkirakan Expressivity.
Expressivity adalah derajat beratnya manifestasi klinis suatu penyakit pada kondisi gen tertentu.
5. Sebagai Dasar Dari Konseling Genetis.
Selain lima kegunaan tersebut, sebenarnya masih banyak lagi fungsi pedigree analysis seperti memperkirakan kebutuhan biaya pengobatan dalam suatu populasi masyarakat, kebutuhan sarana dan prasarana.
http://reader21.docslide.net/store21/html5/402016/55cf991d550346d0339bac6a/
Simbol yang biasanya digunakan dalam menggambar silsilah keluarga

Pada genetika manusia, apabila dijumpai suatu kasus yang dicurigai sebagai kasus pewarisan secara genetis, maka kasus tersebut dapat dipelajari dengan menelusuri silsilah dari pembawa kasus tersebut. Misalnya suatu ketika dijumpai kasus anak yang albino dalam suatu perkawinan antara ayah normal dengan ibu yang normal, maka asal-usul kelainan genetis ini dapat ditemukan dengan menelusuri silsilah keluarganya. Metode untuk menelusuri silsilah ke atas guna mendapatkan informasi genetik yang jelas disebut sebagai analisis silsilah atau pedigree analysis, sedang individu yang mula-mula dijumpai atau dicurigai memiliki kelainan genetik disebut sebagai propositus. Dengan melakukan analisis silsilah, maka kadang-kadang dapat dibuktikan apakah suatu kejadian merupakan suatu kasus pewarisan genetik ataukah sekedar kasus kebetulan saja. Kebanyakan analisis silsilah digunkan untuk mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen. Melalui analisis silsilah maka dapat menurunkan pola penurunan suatu sifat (Hardjosubroto, 2001).
Salah satu penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung probabilitas seseorang anak yang memiliki genotip dan fenotip tertentu. Silsilah merupakan hal yang lebih serius ketika alel-alel yang dipertanyakan menyebabkan penyakit yang melumpuhkan atau mematikan, bukan hanya sekedar variasi manusia yang tidak berbahaya seperti garis rambut atau konfigurasi lobus telinga. Akan tetapi untuk kelainan yang diwariskan sebagai sifat mendelian sederhana berlaku teknik yang sama untuk analisis silsilah. (Campbell dkk, 2008) 
Kromosom tubuh adalah kromosom yang tidak berperan dalam menentukan jenis kelamin. Tubuh manusia memiliki 46 kromosom atau 23 pasang, sebanyak 22 pasang kromosom atau 44 buah kromosom disebut autosom (disimbolkan A). Jumlah autosom sama untuk sel tubuh jantan dan betina. Autosom terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Autosom Dominan
Kriteria penurunan autosom dominan adalah sifat/trait heterozigot muncul pada setiap generasi tanpa selang, sifat/trait diwariskan oleh penderita ke setangah jumlah anak, bukan penderita (normal) tidak mewariskan sifat/trait kepada anaknya dan pewarisan sifat/trait tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, jadi penderita laki-laki dan perempuan sama banyaknya (50% : 50%). Kelainan dalam penurunan autosom dominan adalah Phenyclcarbamida (PTC), Dentinogenesis Imperfekta, Achondroplasia dan Polidaktili.
2. Autosom Resesif
Suatu sifat/trait yang diwariskan sebagai autosom resesif hanya berekspresi dalam genotipe homozigot resesif. Kriteria penurunan autosom resesif kedua orang tuanya normal, rata-rata seperempat dari keturunan sebagai penderita, kedua orang tuanya mungkin mempunyai hubungan darah (saudara sepupu) dan penderita pada laki-laki dan perempuan sama banyak. Kelainan dalam penurunan autosom resesif adalah Albinisme, Phenylketonuria, Bisu tuli, Alkaptonuria, dan Kretinisme
a. Albinisme
Contoh: AA dan Aa berkulit normal (ada pigmentasi) dan aa albino.
b. Phenylketonuria (PKU)
Mengalami kelainan metabolisme asam amino phenylalanine, karena tidak adanya enzim phenylalanine hidroksilase yang merubah phenylalanine menjadi tyrosine, mentak reterded. Contoh: PP dan Pp normal, pp menderita PKU.
c. Bisu-Tuli
Disebabkan karena adanya gen resesif dd dan ee. Contoh: Ddee/Ddee dan ddEE/ddEe menderita bisu tuli dan DDEE atau DdEe normal.
d. Alkaptonuria
Yang mengemukakan perta,a kali adalah Garrod (1902). Tidak mempunyai enzim homogentisin oksidase yang akan mengubah asam homogentisin (alkapton) menjadi asam maleyl asetoasetat sampai menjadi H20 dan CO2. Alkapton keluar bersama urin berwarna coklat tua sampai hitam. Contoh: AA dan Aa normal dan aa menderita alkaptonuria
B. Hasil Pengamatan
Sample yang kami gunakan adalah seorang anak yang menderita bisu-tuli sejak lahir (bagan terlampir).
Awal Syaputra  (penderita tuli-bisu)

Terjadi pada sebuah keluarga dimana salah satu anaknya menderita kelainan Bisu Tuli. Setelah dilakukan pendataan pada 3 generasi dalam keluarga tersebut, dari pihak ibu tidak memiliki gen Bisu tuli akan tetapi ditemukan kelainan pada keturunan pihak ayah, dimana ditemukan salah anggota keluarga yang lain mengalami hal yang serupa. Akan tetapi, anggota keluarga tersebut berbeda generasi atau generasi silang. Namun kami tidak bisa mendapatkan data generai-generasi tersebut karena pihak keluarga sudah lama meninggal. Sehingga, mengakibatkan kurang validnya data yang kami dapatkan.
C. Pembahasan
Penyakit keturunan tak cuma diwarisi oleh anak saja, melainkan oleh cucu atau bahkan cicit. Sebagai gambaran, Kakek si A mengalami bisu-tuli. Namun, ibu si A ternyata tidak mewarisi penyakit ini dari kakek. Justru si A sebagai cuculah yang akhirnya kena penyakit asma. Ini berarti penyakit tersebut melompati generasi kedua, yaitu ibu si A, dan langsung ke generasi ketiga, yaitu si A sendiri.
Suatu sifat/trait yang diwariskan sebagai autosom resesif hanya berekspresi dalam genotipe homozigot resesif. Kriteria penurunan autosom resesif kedua orang tuanya normal, rata-rata seperempat dari keturunan sebagai penderita, kedua orang tuanya mungkin mempunyai hubungan darah (saudara sepupu) dan penderita pada laki-laki dan perempuan sama banyak. Kelainan dalam penurunan autosom resesif adalah Albinisme, Phenylketonuria, Bisu tuli, Alkaptonuria, dan Kretinisme.
Bisu tuli ( tidak bisa mendengar dan berbicara) merupakan sebuah kelainan namun tidak membahayakan. Penyakit ini ada karena penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak, yang ikut berperan dalam penurunan sifat yaitu Gen Kromosom dan DNA. Penyebab dari kelainan ini adalah adanya gen resesif dd atau ee pada autosom.Gen pada penderita bisu tuli adalah DDee, Ddee, ddEE, atau ddEe. Sedangkan pada orang normal, gen yang dimiliki adalah DDEE atau DdEe.
Contoh bagan resesif autosom.

Hal yang terjadi pada Awal Syaputra  (penderita tuli-bisu) merupakan pewarisan gen secara autosom resesif, sebab gen tersebut tidak menurun pada setiap generasi dalam keluarganya tetapi pada generasi sebelumnya.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara harfiah (kata demi kata), pedigree analysis berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau asal usul. Sebuah pedigree umumnya dibuat untuk keluarga, dan menguraikan pola warisan dari gangguan genetik.
2. Materi genetik sangat berperan dalam menurunkan suatu sifat atau karakter dari kedua orang tua. Penurunan sifat ini dapat terangkai pada kromosom autosom baik bersifat dominan maupun resesif. Penurunan sifat yang terangkai pada kromosom dominan, disebut juga sebagai penurunan sifat tanpa selang generasi karena sifat muncul pada setiap generasi, dan pada kromosom resesif tidak selalu muncul pada setiap generasi (ada selang generasi). Pada skenario dimana orang tua yang normal memiliki  anak bisu tuli dan normal, terjadi karena pasangan suami istri tersebut memiliki gen yang mengandung sifat heterozigot dimana kedua orang tua kelihatan normal tetapi sebenarnya membawa gen yang dapat menyebabkan anak mereka menjadi bisu tuli hal ini biasa disebut dengan carrier, oleh karena itu dari kedua oorang tua yang kelihatann normal jika genoyippe yang bersifat heterozigot akan menimbulkan kemungkinan anak mereka 25% mengalami bisu tuli.
B. Saran
Diharapkan jika melakukan observasi selanjutnya mampu mengumpulkan data yang lengkap sehingga hasilnya pun jelas.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell.N.A..J. B. Reece, and L.A.Urry. 2008. BIOLOGI Edisi Kedelapan jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Clara, dea lucky. 2017. Jurnal Pengaruh terangkai kromosom pada penderita bisu tuli. Jakarta.
Hardjosubroto, Wartomo. 2001. Genetika Hewan. Yogyakarta: Fakultas Peternakan UGM
Tahapary, Jean Viona. 2017. Kelainan Genetik Pada Autosomal Resesif.



BAGAIMANA MAKALAH ASESSMENT RESPON TERBATAS?


ASSESSMENT RESPON TERBATAS
Hasil gambar untuk logo uncp palopo
DISUSUN OLEH
 
CHIKO P. YAHYA                           NUR ALAM
(171 141 2070)                                 (160 141 2091)


PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
 


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Palopo, 15 Mei 2018

Peyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                                           i          
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                     1
A.    Latar Belakang                                                                                                            1
B.     Rumusan Masalah                                                                                                       1
C.     Tujuan                                                                                                                        
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                      2
A.    Pengertian Assessment                                                                                             2
B.     Ciri-ciri,Fungsi, dan Prinsip Assessment                                                                2
1.      Ciri-ciri Assessment                                                                                        2
2.      Fungsi Assessment                                                                                          3
3.      Prinsip Assessment                                                                                         3
C.     Assessment Respon Terbatas                                                                                      4
D.    Pengembangan Assessment Respon Terbatas                                                        5
1.      Langkah-langkah penyusunan tes                                                                   5
2.      Aturan penulisan tes                                                                                       6
E.     Jenis-jenis Assessment                                                                                                6
1.      Tes pilihan ganda                                                                                            6
a.       Kelebihan dan kekurangan                                                                 6
b.      Aturan Penulisan dalam Tes Pilihan Ganda                                        7
c.       Penskoran tes pilihan ganda                                                                7
d.      Contoh soal pilihan ganda                                                                  8
2.      Tes benar salah                                                                                                8
a.       Kelebihan dan kekurangan                                                                 8
b.      Aturan penulisan dalan tes benar salah                                               9
c.       Jenis-jenis tes benar salah                                                                    9
d.      Penskoran tes benar salah                                                                   10
3.      Tes  mencocokkan                                                                                           10
a.       Kelebihan dan kekurangan                                                                 11
b.      Aturan penulisan dalan tes mencocokkan                                           11
c.       Contoh tes mencocokkan                                                                    12
d.      Penskoran tes mencocokkan                                                               12
4.      Tes isian singkat                                                                                              12
a.       Kelebihan dan kekurangan                                                                 12
b.      Aturan penulisan dalam  tes isian singkat                                           13
c.       Jenis tes isian singkat                                                                          13
d.      Penskoran tes isian singkat                                                                 14
F.      KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ASSESSMENT RESPON TERBATAS   14
BAB III PENUTUP                                                                                                               15
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                                        17


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Assesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk memperoleh sejumlah informasi mengenai perkembangan siswa selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa. Dalam konteks pendidikan, pelaksanaan secara asesmen di sekolah merupakan bagian dari proses pembelajaran yakni refleksi pemahaman terhadap perkembangan atau kemajuan siswa secara individual. Pelaksanaan asesmen di sekolah-sekolah dapat meliputi kegiatan mengamati, mengumpulkan, memberi skor/penilaian, mendeskripsikan dan menginterprestasi informasi mengenai proses pembelajaran.
Assesmen dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memberikan tugas individu dan menilai keaktifan siswa tersebut belum mampu membuat siswa memiliki keterampilan  menganalisis. Hal ini juga diungkapkan oleh guru yang bersangkutan bahwa keterampilan menganalisis siswa sebagian besar masih sangat rendah bahkan belum memilikinya.
B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu,
1.      Apa yang dimaksud dengan Assessment?
2.      Apa ciri-ciri, fungsi dan prinsip  assessment?
3.      Apa yang dimaksud dengan Assessment Respon Terbatas?
4.      Bagaimana pengembangan Assessment Respon Terbatas?
5.      Apa saja jenis-jenis dari Assessment Respon Terbatas?
6.      Apa saja kelemahan dan kekurangan menggunakan Assessment Respon Terbatas?
C.    Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarlan rumusan masalah diatas adalah,
1.      Untuk mengetahui apa itu Assessment
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri,fungsi dan prinsip Assessment Respon Terbatas
3.      Untuk mengetahui Assessment Respon Terbatas
4.      Untuk mengetahui pengembangan Assessment Respon Terbatas
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis Assessment Respon Terbatas
6.      Untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan menggunakan Assessment Respon Terbatas.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Assessment
Istilah asesmen (assessment) dalam Stiggins (1994) sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano (2001) sebagai ”The process of collecting data which is shows the develompment of learning”. Menurut Depdiknas (2005) : Asesmen adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat asesmen untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan hal yang penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tidak dapat dikesampingkan. Asesmen juga merupakan kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa.
Asesmen menjawab pertanyaan tentang sebaik apa atau prestasi belajar seorang peserta didik. Assesmen respon terbatas yaitu bentuk assesment dengan hanya satu pilihan jawaban yang tepat. Assesment respon terbatas umumnya lebih dikenal dengan istilah “penilain objektif atau tes objektif”. Assesmen ini merupakan salah satu jenis tes yang menilai hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tesee/siswa dengan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items atau dengan jalan menuliskan (mengisikan)jawabanya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada temppat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
B.     Ciri-ciri,Fungsi, dan Prinsip Assessment
1.      Ciri-ciri Assessment
Ciri-ciri asesmen menurut Sudjana (2005) adalah : Adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan berdasarkan kriteria. Perbandingan tersebut dapat bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggam- barkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedang- kan perbandingan bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggam- barkan posisi suatu objek yang dinilai dengan objek lainnya dengan bersum- ber pada kriteria yang sama.
2.      Fungsi Assessment
Sudijono dalam Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa secara umum penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi, yaitu 9 1) mengukur kemajuan; 2) menunjang penyusunan rencana; dan 3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan.
Lebih lanjut lagi dijelaskan oleh Uno dan Koni (2012) bahwa fungsi penilaian pendidikan bagi pendidik adalah untuk 1) mengetahui kemajuan belajar peserta didik; 2) mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam kelompoknya; 3) mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar; 4) memperbaiki proses belajar-mengajar; dan 5) menentukan kelulusan murid. Sedangkan bagi murid, penilaian pendidikan berfungsi untuk 1) mengetahui kemampuan dan hasil belajar; 2) memperbaiki cara belajar; dan 3) menumbuhkan motivasi belajar. Fungsinya bagi sekolah adalah 1) mengukur mutu hasil pendidikan; 2) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah; 3) membuat keputusan kepada peserta didik; dan 4) mengadakan perbaikan kurikulum.
3.      Prinsip Assessment
Dalam melaksanakan penilaian kelas harus dipahami bahwa penilaian kelas meru- pakan suatu proses yang dilakukan melalui lengkah-langkah perencanaan, penyu- sunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk me- nunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik (Uno dan Koni, 2012). Samosir (2013) dalam skripsinya mengatakan bahwa untuk dapat melakukan asesmen se- cara efektif diperlukan latihan dan penguasaan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiat- an pendidikan sebagai suatu sistem. Oleh karena itu, harus diketahui prinsip dari asesmen sebagai dasar dalam pelaksanaan asesmen. 10 Wulan (2007) mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip asesmen yaitu 1) ases- men harusnya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif; 2) harus di- bedakan antara penskoran (score) dan asesmen (grading); 3) dalam proses pem- berian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pemberian yang non-referenced dan yang criterion referenced; 4) kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar; 5) asesmen harus bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama harus memiliki nilai yang sama pula, dan sistem asesmen yang dipergunakan hendaknya jelas bagi peserta didik dan bagi pengajar sendiri.
C.    Assessment Respon Terbatas
Assesment respon terbatas umumnya lebih dikenal dengan istilah “penilain objektif atau tes objektif”. Assesmen ini merupakan salah satu jenis tes yang menilai hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tesee/siswa dengan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items atau dengan jalan menuliskan (mengisikan)jawabanya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada temppat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.Adapun teknik asesmen yang dapat digunakan yaitu respon terbatas (selected respon) yang termasuk di dalamnya bentuk tes pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dan melengkapi,isian singkat.
Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya subyektifitas, maka perlu ketepatan dalam penggunaan assesment respon terbatas. Menurut Anas (2009) assesmen ini tepat dipergunakan apabila
1)    Peserta tes jumlahnya cukup banyak.
2)    Penyusun tes telah memiliki kemampuan dan bekal pengalaman yang luas
dalam penyusunan butir soal tes objektif.
3)    Penyusun tes memiliki waktu yang cukup dalam mempersiapkan penyusunan
butir-butir soal tes objektif.
4)    Melakukan analisis butir-butir soal.
Stiggins (1994) menjelaskan pemilihan format tes bisa dilakukan dengan mencocokkan Assesmen Respon Terbatas dengan target prestasi. Keempat format tes assesmen respon terbatas dapat digunakan untuk menilai penguasaan pengetahuan dan reasoning. Selain itu format tes assesmen respon terbatas juga dapat memberikan beberapa gambaran terhadap tiga jenis penilaian kinerja lainnya, yaitu : keterampilan, produk dan sikap. Adapun mencocokkan format tes dengan target bisa dilakukan dengan
1)   Menilai Pengetahuan. Soal-soal tes respon terbatas dapat digunakan untuk menguji penguasaan siswa terhadap pengetahuan konsep yang diajarkan. Selaian itu latihan tes assesmen respon terbatas juga dapat digunakan untuk menilai fakta tentang ingatan dan informasi.
2)   Menilai Reasoning. Beragam hasil tentang reasoning dan pemecahan masalah dapat juga dinilai dengan format-format respon terbatas. Contoh soal adalah pada tes benar salah atau mencari gagasan utama.
3)   Menilai Keterampilan. Format-format tes respon terbatas dapat digunakan untuk menilai penguasaan tentang beberapa pengetahuan prosedural yang menjadi syarat untuk mampu mendemonstrasikan suatu keterampilan.
4)   Menilai Produk-Produk. Latihan-latihan respon terbatas dapat digunakan untuk menguji pengetahuan siswa terhadap sifat-sifat produk berkualitas yang merupakan syarat untuk mampu membuat produk tersebut.
5)   Menilai sikap. Kita dapat mengembangkan soal-soal kuisioner untuk menilai sikap siswa, nilai-nilai, motivasi disposisi, dan pernyataan sikap lainnya. Soal-soal tersebut meminta responden untuk memilih beberapa pilihan jawaban yang telah disediakan.
D.    Pengembangan Assessment Respon Terbatas
Dalam mengembangkan Assesmen respon terbatas, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor konteks assesmen dan kemudian mengembangkan tes yang sebenarnya. Kita harus mempertimbangkan faktor-faktor konteks sebelum mengembangkan format-format respon terbatas. Faktor-faktor konteks tersebut meliputi (1) memastikan bahwa siswa memiliki level kecakapan membaca yang cukup tinggi untuk dapat memahami tes, (2) Tes berkualitas tinggi telah dikembangkan dan tersedia untuk digunakan, (3) Jumlah siswa yang akan dinilai cukup besar,  (4) Cakupan sasaran prestasi luas, (5) Waktu yang memungkinkan siswa untuk merespon semua soal tes, dan (6) Dukungan komputer tersedia untuk membantu pengembangan soal, penyimpanan soal, pencetakan soal, dan penskoran.
1.      Langkah-langkah Penyususnan Tes
Stiggins (1994) menjelaskan Langkah-langkah dalam pengembangan tes dikembangkan dalam tiga langkah. Masing-masing membutuhkan kompetensi profesional khusus. Ketiga langkah dasar ini mengharuskan pengembang untuk melakukan hal berikut:
·         Membuat rencana test atau konsep yang membingkai sampel prestasi yang tepat.
·         Mengidentifikasikan elemen-elemen spesifik pengetahuan dan pemikiran yang akan dinilai.
·         Mentransformasi elemen-elemen tersebut kedalam soal-soal tes.
Langkah-langkah perencanaan tes dan identifikasi elemen-elemen spesifik (indikator) yang akan dinilai sama untuk keempat format soal tes. Rencana-rencana yang baik dapat dikembangkan hanya oleh mereka yang telah memperoleh penguasaan yang lengkap terhadap materi yang akan dinilai. Dalam menyiapkan rencana tes kita dapat mendesain tabel spesifikasi tes, dan menyiapkan daftar indikator atau tujuan pembelajaran.
2.      Aturan penulisan tes.
Aturan khusus akan dibahas pada masing-masing jenis tes.  Aturan umum yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tes menurut Stiggin (1994):
·         Tulislah soal-soal tes yang difokuskan secara tajam dan jelas.
·         Ajukan pertanyaan.
·         Gunakan level membaca yang paling rendah.
·         Menghilangkan petunjuk untuk jawaban yang benar.
·         Jika anda menuliskan soal-soal, suruhlah soal-soal tersebut dibaca setidaknya sekali oleh rekan yang berpengetahuan.
·         Cek kembali kunci utama penskoran untuk keakuratan sebelum menskor.
Sementara itu, Purwanto (2010) juga menjelaskan beberapa aturan umum dalam menyusun tes meliputi:
·         Tes harus didahului dengan penjelasan atau suruhan bagaimana cara mengerjakannya. Penjelasan harus diusahakanjangan terlalu panjang.
·         Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
·         Jangan menggunakan item secara langsung menjiplak dari buku.
·         Harus diujicoba
·         Urutan-urutan jawaban benar salah janganlah menurut suatu pola tertentu.
E.     Jenis-jenis Assessment
1.      Tes Pilihan Ganda (Multple Choise)
Tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk penilaian objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang belum selesai dan untuk menyelesaikannya harus memilih salah satu (atau lebih) dari kemungkinan respon yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang  bersangkutan (Anas,2009).Tes pilihan ganda terdiri atas dua bagian yaitu stem serta option respon. Stem adalah bagian pokok dari soal yang merumuskan isi soal. Stem ini bisa berbentuk pernyataan, perintah maupun kalimat tidak sempurna.  Option  respon atau pilihan jawaban terdiri atas satu jawaban benar dan beberapa dristactor.
a.       Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Kekurangan
      Lebih fleksibel dan efektif
      Mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran
      Tepat untuk mengukur penguraian informasi, pembendaharaan, pengertian-pengertian, aplikasi prinsip, rumus, serta kemampuan untuk  menginterpretasikan
      Koreksi dan penilaian mudah
      Objektif dan dapat dipakai berulang-ulang
      Membutuhkan waktu yang lama dalam menyusun soal
      Tidak dapat dipakai untuk mengukur kecakapan siswa dalam keterampilan psikomotor.

b.      Aturan Penulisan dalam Tes Pilihan Ganda
Aturan penulisan tes pilihan ganda menurut Stiggins (1994) yaitu
·         Ajukan pertanyaan yang lengkap untuk memulai soal.
·         Jika anda menemukan bahwa anda mengulang kata-kata yang sama pada pilihan respon,maka susunlah kembali kata untuk meniadakan materi yang diulang tersebut.
·         Yakinlah bahwa hanya ada satu jawaban benar atau terbaik.
·         Susunlah kata-kata respon sejelas mungkin dan yakinkan pilihan-pilihan itu adalah gramatis paralel (homogen).
·         Variasi jumlah respon yang disediakan harus tepat.
c.       Penskoran tes pilihan ganda
·         Dengan denda
·         Tanpa denda
S = R

d.      Contoh soal pilihan ganda
H5NI (Avian Influenza A) merupakan penyebab penyakit ……
a. polio
b. tumor pada hewan
c. AIDS
d. rabies
e. flu burung
2.      Tes Benar Salah
Soal tes ini berbentuk kalimat berita atau pernyataan yang mengandung dua kemungkinan yaitu benar atau salah. Siswa diminta pendapatnya mengenai pertanyaan-pertanyaan yang menjadi isi dari setiap soal dengan membubuhkan tanda (simbol) tertentu atau mencoret huruf B jika menurut keyakinan mereka pernytaan itu benar, atau membubuhkan tanda (simbol) tertentu atau mencoret huruf S jika menurut keyakinan mereka pernyataan tersebut adalah salah.
a.       Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
Kekurangan
·         Mudah & cepat dalam menilai
·         Waktu mengerjakannya cepat dan mudah
·         Penilaiannya obyektif
·         Menyususnan soalnya lebih mudah dibanding dengan tes pilihan ganda
·         Mencakup bahan yang luas & tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaan singkat saja
·         Dapat dipakai berulang-ulang
·         Tidak terlalu banyak memakan lembaran kertas.
·         Lama menyusun soalnya dibanding tes essay
·         Membuka peluang bagi siswa mengira-ngira (berspekulasi) dalam memberikan jawaban
·         Menyusun pernyataan supaya benar atau salah adalah sulit
·         Kurang dapat membedakan murid yang pandai & kurang pandai
·         Reabilitasnya rendah, kecuali apabila butir soal dibuat dalam jumlah yang banyak sekali.
·         Bisa membingungkan siswa
·         Sifatnya terbatas, hanya dapat mengungkapkan ingat dan pengenalan kembali
·         Banyak hal yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan 2 kemungkinan (benar atau salah) saja.

b.      Aturan Penulisan Tes Benar Salah
·         Soal harus singkat, jelas, bukan kalimat majemuk
·         Jumlah soal harus banyak antara 10 -20 butir dan disusun atas dasar tabel spesifikasi
·         Satu Soal harus berisi satu persoalan
·         Hindari penggunaan kata yang menunjukkan kecenderungan saran seperti yang dikehendakioleh item yang bersangkutan, misalanya kata-kata seperti selalu, seringkali, tidak pernah, dan sebagainya karena kata-kata itu memudahkan siswa untuk menerka jawaban
·         Setiap pernyataan/soal harus pasti salah atau benarnya tidak boleh menimbulkan jawaban yang relatif.
·         Jumlah soal yang betul dan salah harus seimbang.
·         Urutan soal (yang betul dan salah) seharusnya tidak mengikuti pola yang teratur
·         Sebaiknya pernyataan tidak diambil langsung dari buku
·         Tulislah huruf B-S pada permulaan nomor masing-masing item jangan dibelakangnya.
·         Item yang jawabanya betul sebaiknya tidak mempunyai corak yang berbeda dengan item yang jawabanya salah
c.       Jenis tes benar salah
·         Tes benar salah bentuk pernyataan
Dalam bentuk ini soal terdiri dari pernyataan-pernyataan dan siswa diminta memilih kemungkinan betul atau salah saja.
Contoh :
Lingkarilah huruf B jika pernyataan dibawah ini betul dan lingkarilah huruf S jika pernyataan itu salah.
B – S   Cara kerja enzim ada 2, yaitu kunci-gembok dan induksi pas.
·         Tes benar salah dengan membetulkan
Dalam bentuk ini selain seperti bentuk pertama juga menutut supaya siswa membetulkan pernyataan soal yang disalahkan (jika siswa memilih kemungkinan salah terhadap pernyataan/soal yang bersangkutan).
Contoh :
Lingkarilah huruf B jika pernyataan dibawah ini betul dan lingkarilah huruf S jika pernyataan itu salah. Jika salah ubahlah kata (yang bercetak miring) yang salah itu sehingga menjadi benar
B – S      kepanjangan dari ATP adalah Adrenalin Tri Phospat
·         Tes benar salah berganda
Pada bentuk ini satu induk persoalan menghasilkan beberapa anak persoalan. Beberapa anak persoalan itu dirumuskan dalam pernyataan/soal yang mempunyai kemungkinan betul atau salah.
Contoh :
Berikut ini pernyataan mengenai sel
No.
Pernyataan
1.
B - S   sel merupakan satuan struktul dan fungsional dalam tubuh makhluk hidup
B – S   semua sel memiliki dinding sel

2.

d.      Penskoran tes benar salah
·         Dengan denda
S = R – W
Misalnya, jumlah soal ada 15. Siswa mengerjakan tes itu dengan menjawab benar 10 buah, salah 4 buah, kosong 1 buah. Skor siswa adalah : 10 – 4 = 7
·         Tanpa denda
S = R
Hal yang diperhitungkan hanya jawaban yang benar. Skoring ini dipakai apabila tes belum diketahui reliabilitasnya atau masih diragukan.
3.      Tes Mencocokkan
Merupakkan bentuk khusus dari tes pilihan ganda. Terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban dalam seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai dengan pertanyaan.
a.       Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
Kekurangan
·         Baik untuk mengukur proses mental yang  rendah
·         Kemungkinan untuk mengukur proses mental  yang tinggi tetap ada tapi sulit
·         Obyektif
·         Mudah disusun
·         Cocok untuk mengukur informasi-informasi  yang berbentuk fakta dari suatu pengertian,   hubungan antara pengertian atau konsep- konsep
·         Daapat dinilai dengan mudah cepat dan objetif
·         Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
·         Cenderung mengukur dayaingat dan hafalan saja.
·         Siswa cenderung untuk membuat tafsiran

b.      Aturan penulisan tes mencocokkan
·         Pengantar : Penjelasan mengenai bagaimana cara mengerjakan soal. Berfungsi membentuk kerangka berfikir secara umum, harus disusun secara singkat dan jelas.
·         Persoalan atau pertanyaan, untuk membentuk kerangka berpikir lebih khusus, sempit dan terbatas
·         Jawaban yang dapat dipilih sesuai dengan persoalan/pasangan   yang sesuai.
·         Buat pengantar sejelas mungkin/
·         Pertanyaan maupun jawaban hendaknya homogen/
·         Jumlah jawaban dibuat lebih banyak dari jumlah pertanyaan, kurang lebih 1 ½  kali.
·         Batasi tiap kelompok jangan lebih dari 10 pertanyaan.
·         Semua pertanyaan dan jawaban pada satu halaman saja.
·         Setiap satu pertanyaan, hanya ada satu jawaban benar.
c.       Contoh tes mencocokkan/menjodohkan
Pasangkanlah pernyataan yang ada pada kolom kanan dengan yang ada pada lajur kiri dengan cara menempatkan huruf yang terdapat di muka pernyataan lajur kanan pada titik-titik yang disediakan pada kolom kiri:
1.      Ilmuwan yang mengembangkan sistem klasifikasi lima kingdom.
A. Binomial Nomenklatur
2.      Sistem tata nama ganda.
B. Shigella dysentriae
3.      Ilmuan yang mengembangkan suatu metode binomial nomenclatur atau sistem tata nama ganda.
C. Carolus Linnaeus

4.      Bakteri yang menyebabkan penyakit tetanus.
D. Robert Whittaker
5.      Bakteri yang menyebabkan penyakit disentri.
E. Clostridium tetani

d.      Penskoran tes mencocokkan
Perhitungan skor biasanya tidak memperhitungkan denda sehingga,
S = R
4.      Tes Isian Singkat
Adalah tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisi perkataan, ungkapan, atau kalimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap, atau jawaban atas pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan.
a.       Kelemahan dan kekurangan
Kelebihan
Kekurangan
·         Mudah dalam penyusunannya, terutama untuk mengukur ingatan/pengetahuan
·         Masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan.
·         Berguna untuk mengungkapkan pengetahuan secara utuh mengenai suatu hal atau suatu bidang
·         Lebih banyak mengukur aspek pengetahuan atau pengenalan saja.
·         Sulit menyusun soal yang hanya 1 jawaban, lebih-lebih untuk proses mental yang tinggi
·         Membuka peluang untuk menerka-nerka jawaban.

b.      Aturan penulisan
·         Dalam membuat pertanyaan, jangan terlalu banyak kata  yang dihilangkan.
·         Jangan mengutip kalimat yang ada dibuku.
·         Jawaban hendaknya benar-benar dibatasi, karena kalau kalimat panjang merupakan tes essay.
·         Titik-titik (tempat siswa menulis jawaban) sebaiknya  diletakkan pada ujung pertanyaan, Tidak boleh dimulai diawal,dan sama panjang untuk setiap pertanyaan.
·         Jika masalah/persoalannya memerlukan jawaban yang berupa angka, nyatakanlah satuan-satuan tertentu dalam perhitungan itu
·         Berilah waktu 1,5 menit untuk setiap nomor soal.
c.       Jenis tes isian singkat
·         Bentuk pertanyaan dengan 1 jawaban
Contoh : Dalam struktur nitrogen terdapat bakteri yang mampu merubah nitrit menjadi nitrat. Bakteri tersebut adalah .........
·         Bentuk kalimat tidak lengkap
Contoh : Rhizobium bersimbiosis dengan tanaman….
·         Bentuk asosiasi
Contoh : Tulislah nama famili dari spesies tanaman di bawah ini:
                 Musa paradiasaca       : .....
                 Aracis hipogea            : .....
                 Rosa sinensis               : .....
·         Bentuk narasi
Membran sel tersusun atas ..... , lemak (lipid), ....., dan protein. Berfungsi sebagai pelindung dan pengatur lalu lintas zat yang keluar masuk sel. Memiliki sifat.... Artinya, hanya dapat dilewati oleh zat tertentu. Zat yang dapat melewati membran sel, misalnya air, ...... , zat yang larut dalam .....    , dan ion tertentu. ..... dan ..... tidak dapat melewati membran sel
d.      Penskoran tes isian singkat
Perhitungan skor biasanya tidak memperhitungkan denda sehingga,
S = R


Catatan :
Dimana,
S          = Skor yang sedang dicari
R         = Right atau jumlah jawaban betul
W        = Wrong atau jumlah jawaban salah
n          = Banyaknya option yang dipasang pada item
1          = Bilangan konstan
F.     Kelebihan dan Kekurangan Assessment Respon Terbatas
Pada penerapan Assessment respon terbatas juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu :
1.      Kelebihan
a.       Mempermudah guru untuk segera mendapatkan hasil assesmen nya, mudah mengoreksinya. Hasil ujian dengan model ini dapat segera diketahui. Oleh karena bentuk assesmen ini bnyak digunakan di dunia pendidikan.
b.      Pengoreksian dapat diserahkan orang lain, atau dengan komputer.
c.       Dalam pengoreksian tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
d.      Materi bahan yang diujikan cukup luas, sehingga jumlah soal bisa banyak dan dapat mencapai target kurikulum.
e.       Jumlah banyaknya siswa tidak menjadi masalah.
2.      Kekurangan
a.       Kita tidak dapat mengetahui apakah jawaban melalui assesmen respon terbatas ini murid benar benar mempunyai pengetahuan yang mendalam atau menerka saja.
b.      Kita tidak dapat menjamin apakah jawaban merupakan jawaban kerja sama atau bukan
c.       Membuat soal jenis assesmen respon terbatas untuk keempat jenis diatas adalah sangat sulit dan membutuhkan waktu yang cukup banyak.
d.      Soal yang dibuat cenderung mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali
e.       Membatasi tingkat kreatifitas murid dalam menjawab pertanyaan
f.       Tidak cukup untuk menjelaskan proses berfikir murid ketika kata kerja diatas biasanya menguji satu sasaran penalaran.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Assesmen respon terbatas responas yaitu bentuk assesment dengan hanya satu pilihan jawaban yang tepat
2.      Karena assesmen respon terbatas merupakan bentuk assesmen yang hanya dengan satu pilihan jawaban tepat, hal ini mempermudah guru untuk mengoreksi hasil evalusi siswa. Namun, penggunaan teknik assesmen ini terdapat pula kelemahannya yaitu guru sulit mengontrol pengetahuan yang dimiliki murid, karena penilaian melalui hasil evaluasi dalam bentuk soal tidak 100 persen meyakinkan dari hasil si anak belajar
3.      Adapun jenis jenis assesmen respon terbatas (selected respon) yaitu dalam bentuk tes pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dan melengkapi,isian singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Bahriah, E. (2012). Assesmen Respon Terbatas, [Online]. Tersedia: https://evi sapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/assesmen-respon-terbatas/. Diakses pada tanggal 15 Mei 2018.
Purwanto, Ngalim. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tersedia https://evi sapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/assesmen-respon-terbatas/. Diakses pada tanggal 15 Meia 2018
Stiggins. R. J. (1994). Student-Centerd Classroom Assessment. New York: McMillan Collage Publishing Company. https://evi sapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/assesmen-respon-terbatas/. Diakses pada tanggal 15 Meia 2018
Sudjiono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. https://evi sapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/assesmen-respon-terbatas/. Diakses ada tanggal 15 Meia 2018




Mengapa Daun Putri Malu Mengatup Jika Disentuh?

Tahu kan tanaman yang termasuk semak berduri dan banyak ditemukan di pinggir jalan?  Ya !! Putri Malu yang memiliki bahasa latin Mim...